Jalan - jalan ke kota Semarang belum lengkap rasanya bila belum menginjakkan kaki di Klenteng Sam Poo Kong. Salah satu tujuan wisata bersejarah yang ada di kota Semarang. Letaknya yang mudah dijangkau dan tidak jauh dari Bandara Ahmad Yani Semarang sangat memudahkan wisatawan yang hendak menuju tempat ini.
Sedikit berbagi info rute untuk traveller atau backpacker yang ingin menambahkan Klenteng Sam Poo Kong ke dalam daftar perjalanan di Kota Semarang ya gaiisss
" Klenteng yang terletak di daerah Simongan ini bisa ditempuh dengan
berbagai cara. Kurang lebih lima belas menit perjalanan dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Bila Anda menggunakan moda transportasi umum, mudah kok
mencapainya. Kalau dari arah barat Semarang kita bisa turun di terminal
bus Mangkang dan dilanjutkan dengan bus kota jurusan Mangkang –
Penggaron turun di depan Lapas Wanita Bulu. Bila menggunakan Trans
Semarang, dari Terminal Mangkang turun saja di Shelter Ada Bulu
(Shelter Sugiyopranoto 2). Kemudian bisa dilanjutkan dengan jalan kaki
sekitar 1 km, kearah selatan dengan menyusuri sungai Banjir Kanal Barat,
atau bisa dengan naik becak, minta diantar ke klenteng Sam Poo Kong
dengan ongkos sekitar Rp. 7.500,00 – Rp. 10.000,00. Bila dari arah utara
Semarang, bisa turun di terminal Terboyo, kemudian dilanjutkan dengan
bus kota jurusan Terboyo – Banyumanik, turun di depan RSUP dr. Kariadi
atau naik bus trans Semarang jurusan Terboyo – Sisemut turun di shelter
Kariadi. Yang dari arah selatan Semarang bisa turun bus di Banyumanik,
kemudian diteruskan dengan bus kota jurusan Banyumanik – Terboyo, turun
di halte depan RSUP Kariadi. Bisa juga naik trans Semarang dari
Banyumanik, yaitu naik bus trans Semarang jurusan Sisemut – Terboyo,
turun di halte Kariadi, busnya warna merah ya…. Dari RS Kariadi bisa
ditempuh dengan jalan kaki kearah barat menyusuri jalan Kaligarang dan
kemudian melewati jembatan Banjir Kanal Barat sekitar 750 meter. Atau
naik becak juga bisa dengan ongkos sekitar Rp. 7.000,00 – Rp. 10.000,00
tergantung negosiasi dengan bapak tukang becak. Dari Banyumanik juga
dapat menggunakan bus jurusan Banyumanik-Mangkang via Pamularsih, bisa
turun persis di depan lokasi. Oiya kalau ongkos naik bus kota Rp.
4.000,00 sedangkan Trans Semarang hanya Rp. 3.500,00 ( Sumber: hellosemarang.com)."
Bangunan dengan dominasi warna merah ini, merupakan bekas petilasan tempat persinggahan dan pendaratan pertama seorang Laksamana Tiongkok Zheng He atau lebih dikenal dengan nama Cheng Ho.
Menurut
Sejarah, Laksamana Cheng Ho yang sedang mengadakan pelayaran melewati pantai
laut Jawa untuk tujuan politik dan dagang. Karena ada awak kapal yang merupakan
orang kedua dalam armada Cheng Ho yakni Wang Jinghong mengalami sakit keras,
Cheng Ho memutuskan untuk merapat ke pantai utara semarang tepatnya di desa
Simongan (1401 M). Kemudian ia mendirikan sebuah masjid di tepi pantai yang
sekarang telah berubah fungsi menjadi klenteng Sam Poo Kong. Bangunan itu
sekarang telah berada di tengah kota Semarang di akibatkan pantai utara jawa
selalu mangalami pendangkalan diakibatkan adanya sedimentasi (proses
pengendapan yang mengakibatkan pendangkalan) sehingga lambat-laun daratan akan
semakin bertambah luas kearah utara.
Cheng Ho berlabuh di Simongan karena merasa nyaman, ia bermaksud menempati desa tersebut untuk beberapa waktu. Namun, setelah beberapa waktu Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya. Walaupun demikian, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Tak heran sampai sekarang daerah Simongan banyak dihuni oleh penduduk keturunan Tiongkok.
Cheng Ho berlabuh di Simongan karena merasa nyaman, ia bermaksud menempati desa tersebut untuk beberapa waktu. Namun, setelah beberapa waktu Zheng He meninggalkan tempat tersebut karena ia harus melanjutkan pelayarannya. Walaupun demikian, banyak awak kapalnya yang tinggal di desa Simongan dan kawin dengan penduduk setempat. Mereka bersawah dan berladang ditempat itu. Zheng He memberikan pelajaran bercocok-tanam serta menyebarkan ajaran-ajaran Islam. Tak heran sampai sekarang daerah Simongan banyak dihuni oleh penduduk keturunan Tiongkok.
Orang
Indonesia keturunan cina menganggap bangunan itu adalah sebuah kelenteng -
mengingat bentuknya berarsitektur cina sehingga mirip sebuah kelenteng.
Sekarang tempat tersebut dijadikan tempat peringatan dan tempat pemujaan atau
bersembahyang serta tempat untuk berziarah. Untuk keperluan tersebut, di dalam
gua batu itu diletakan sebuah altar, serta patung-patung Sam Po Tay Djien.
Padahal laksamana cheng ho adalah seorang muslim, tetapi oleh mereka di anggap dewa.
Hal ini dapat dimaklumi mengingat agama Kong Hu Cu atau Tau menganggap orang
yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan kepada mereka (Sumber:
http://bimasislam.kemenag.go.id).
Harga tiket masuk ke tempat ini wisatawan dikenakan Rp. 3.000,- ( tiga ribu rupiah ) saja. Untuk yang ingin tahu mengenai sejarah tempat ini juga bisa dibantu guide ya gaiiss ( ada tambahan biaya tentunya hehehe ). Tempat ini juga bagus untuk yang sekedar ingin berfoto ria.
Ada beberapa bangunan ditempat wisata ini. Bangunan utama digunakan untuk tempat ibadah. Bagi pengunjung yang ingin masuk ke bangunan utama dan bukan untuk beribadah akan dikenakan tambahan sebesar Rp. 20.000,- ( dua puluh ribu rupiah ) per orang. Berhubung tempat ibadah saya bukan disini, jadi saya hanya mengabadikan dari depan gerbang saja hehehe.
Disediakan juga kostum ala kerajaan Cina. Bagi yang ingin berfoto dengan kostum tersebut dikenakan biaya Rp. 80.000,- ( delapan puluh ribu rupiah ) per orang per kostumnya.
Sekian gaiiss, sekelumit cerita tentang Klenteng Sam Poo Kong Semarang. Selamat berwisata ^_^
Bangunan utama untuk tempat ibadah |
Autobiografi Laksamana Agung Zheng He |